Jejak.
Kalian pasti tau dong jejak? Yaps, jejak ialah bekas. Sesuatu yang membekas
atau meninggalkan sesuatu seperti contoh bekas tapak kaki, bekas langkah atau
luka yang membekas karena doi? Itu semua merupakan jejak. Lalu bagaimana dengan
Jejak Digital?
Sama
kok dengan pengertian jejak diatas yang membedakan ialah jejak ini berada pada
digital anda, handphone anda, smartphone anda. Contoh kecil kalau kita
searching di google pasti ada yang namanya riwayat pencarian, jadi apa yang
kita cari tadi tersimpan atau terekam disitu. Lalu apa sih fungsinya? Apakah
jejak digital ini berbahaya?
Sesuatu
yang diciptakan pasti memiliki fungsi, jejak digital sendiri memiliki fungsi
dasar sebagai pegingat kembali. Misalkan kalian ingin mencari sesuatu di google
tapi kalian lupa linknya, maka kalian bisa langsung buka riwayat pencarian
untuk mencari link tersebut. Lalu apakah
berbahaya?
Jawabannya
bisa saja. Jejak digital bisa jadi sangat berbahaya apabila kita salah dalam
mempergunakannya. Dengan smartphone, segala
bentuk jejak digital bisa tercipta. Melalui e-mail yang dikirim/diterima,
pembaruan status di media sosial, jejak navigasi GPS, hingga foto/video yang
disimpan, semuanya menghasilkan jejak digital.
Untuk kalian ketahui bahwa
jejak digital itu terbagi atas dua yaitu jejak digital pasif dan jejak digital
aktif. Jejak digital pasif ialah jejak yang tidak sengaja ditinggalkan.
Contohnya rekaman linimasa Google Maps. Dengan Google Maps segala bentuk
tujuan, rute perjalanan, maupun titik-titik tempat yang kita kunjungi terekam
oleh Google Maps. Google Maps juga mampu merekam jejak apabila kita
mengaktifkan fitur GPS pada smartphone. Namun dalam laporan yang dirilis Quartz, Google Maps dikatakan mampu
mengumpulkan data lokasi meskipun fitur GPS pada smartphone dinonaktifkan.
Sedangkan jejak digital
aktif ialah jejak yang tercipta atas peran aktif si pengguna. Contohnya
unggahan atau pembaruan status di media sosial seperti Facebook atau Twitter,
kemudian e-mail yang dikirim oleh si pengguna. Tanpa sadar kita telah
menciptakan jejak digital kita sendiri. Tulisan ini juga merupakan jejak
digital. Anda yang sekarang sedang membaca tulisan ini juga merupakan jejak
digital.
Jejak digital sebenarnya
adalah bom ranjau yang sewaktu-waktu bisa saja meledak apabila ditargetkan.
Contoh, ada satu kasus di mana dua orang pelajar yang masih duduk dibangku SMA
melakukan kegiatan mesum dan merekamnya di handphone mereka. Suatu ketika
handphone si pria ini hilang, tak lama setelah hilangnya handphone tersebut
video mereka pun tersebar luas di berbagai group WhatsApp.
Contoh lainnya kasus yang sedang hangat-hangatnya baru-baru ini, kasus prostitusi online yang melibatkan artis pemeran FTV. Bisa kalian lihat bagaimana cepatnya kasus itu menyebar, foto maupun video. Mereka mengambil foto dan membuat video tanpa sadar mereka meninggalkan jejak mereka.
"Jejak digital merupakan barang yang berharga namun berbahaya.
Berhati-hatilah dengan apa yang anda buat, yang anda simpan, dan yang anda
sebarkan. Karena postinganmu bisa online selamanya."
Referensi : tirto.id
Penulis & Editor : Dea Sheila Matulessy
>>(TUGAS INOVASI SI & TEK. BARU, 2KA18)<<
>>(UNIVERSITAS GUNADARMA)<<
>>(TUGAS INOVASI SI & TEK. BARU, 2KA18)<<
>>(UNIVERSITAS GUNADARMA)<<
Komentar
Posting Komentar