Salah satu permasalahan sosial
yang terjadi di dunia adalah Hacker.
A.
Apa itu
Hacker?
Hacker adalah seseorang
atau sekelompok orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila
menginginkan sesuatu, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi
sistem yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan
perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi, dan berbagai
hal lainnya, terutama pada sistem keamanan. Seorang hacker biasanya mempunyai pola pikir yang kuat dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan seputar logika dan analisa.
Hacker
muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech
Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts
Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu
perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah
komputer mainframe. Kata hacker pertama
kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki
keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih
baik ketimbang yang telah dirancang bersama.
Namun, hacker pada masa ini memiliki konotasi negatif
karena aksi-aksinya yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah
tampilan suatu situs web, menyisipkan kode-kode virus dsb. Hacker menggunakan celah-celah keamanan yang belum
diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak.
B. Adakah kaitannya hacker dalam
berbagai bidang?
Tentu
saja ada. Hacker sebenarnya adalah orang-orang yang iseng, ingin mencari tahu
sesuatu dan akhirnya menyebar, berdampak, dan memiliki kaitan dalam beberapa
bidang seperti ;
1.
Bidang
Sosial
Pernakah
anda mendengar istilah Social
engineering? Social engineering
(Rekayasa Sosial) adalah serangan yang sangat bergantung pada
interaksi manusia dan sering melibatkan orang yang menipu untuk melanggar prosedur
keamanan normal atau untuk mendapatkan suatu informasi.
Ketika
berkembangnya isu soal keamanan, maka pemilik komputer semakin waspada dan
pekerjaan hacker pun semakin berat. Karena biasanya hacker mencuri password
atau informasi dengan cara menyusup komputer pengguna dengan virus atau
malware, maka social
engineering adalah cara hacker mencuri informasi langsung dari
mulut si pengguna.
Contohnya
begini, “dengan melalui obrolan, hacker awalnya akan mengorek kebiasaan
penggunaan password targetnya. Setelah diketahui misalnya target suka pakai
password dengan nama anak atau nama keluarganya, selanjutnya tinggal mengiring
arah pembicaraan ke arah yang bisa membongkar ke jawabannya. Tapi untuk
menghindari kecurigaan, hacker biasanya akan mengobrol dengan berbicara tentang
hal-hal yang lain dulu," ujar Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager
Kaspersky Indonesia, di Plaza Indonesia, Jakarta.
Meski
kelihatannya menjanjikan, tetap bukan perkara mudah, karena untuk membuat
target blak-blakan tentang privasinya tentunya dibutuhkan pendekatan yang
sangat meyakinkan.
Namun bagaimanapun peluangnya, social engineering sudah masuk dalam daftar metode peretasnya.
Namun bagaimanapun peluangnya, social engineering sudah masuk dalam daftar metode peretasnya.
2.
Bidang
Politik
Tahukan anda
istilah Hacktivism? Hacktivism merupakan cara untuk menyampaikan pesan politik.
Dalam sebuah
buku berjudul Hacktivism and Cyberwar: Rebels with A Cause? karya Tim
Jordan dan Paul Taylor, terminologi hacktivism muncul berbarengan dengan
perkembangan teknologi dan kehadiran profesi baru “Hacker”.
Buku
tersebut menyebutkan, peretas muncul ketika kemajuan teknologi memunculkan
ruang kehidupan baru bernama cyberspace. Para hacker yang menjadi bagian
dari cyberspace, lantas ikut terbentuk kesadarannya dalam berpolitik.
“Hacktivism
adalah bentuk aktivisme yang menggunakan teknologi komputer untuk menunjukkan
pesan politik. Simbol dalam ranah elektronik menjadi penanda tersendiri dalam
demokrasi ruang siber,” tulis buku itu.
Di Indonesia
sendiri, hacktivism sudah sering digunakan. Misalnya saat terjadi perang siber
yang melibatkan hacker Indonesia dengan luar negeri. Peretasan laman milik
Malaysia dan Australia pada 2009 dan 2013 oleh peretas Indonesia, menjadi bukti
peretasan dilakukan atas dasar aspirasi politik. Tahun 2009 karena sengkarut
Pulau Sipadan-Ligitan antara Indonesia-Malaysia, dan 2013 karena terkuaknya
penyadapan intelijen Australia terhadap sejumlah petinggi Indonesia.
Kasus lain, Hacktivism yang terjadi
ketika kelompok mahasiswa Papua di Yogyakarta direpresi. Juli 2016, ratusan
personel Polda DIY turun mengepung Asrama Papua di Jalan Kusumanegara, Yogya,
dengan alasan mencegah bentrokan antara penghuni asrama dengan kelompok
antiseparatis.Yogyakarta geger, jalan utama kota gudeg lumpuh karena banyak
polisi berjaga. Pengepungan asrama itu, meski bukan kali pertama, namun
dianggap sebagian orang sebagai hal tak manusiawi. Seiring protes dari para
aktivis, sejumlah kelompok hacker turun tangan. Situs web milik Polda DIY
berubah wajah menjadi gelap, dengan foto Joker si simbol kejahatan, mendadak
muncul di laman depan, disertai tulisan:
"Why so serious? Introduce a little anarchy, and
everything becomes CHAOS. Great, you've shown us how justice works. Improve
your brutality Sir. PS #We'reNotSeparatist#
1.
Bidang
Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan
yang sering dilakukan terus menerus dan berulang ulang.
Sama
halnya dengan hacker, kebiasaan mereka yang tidak pernah puas dengan suatu hal,
senang mencari tahu, mencuri, meretas, membobol suatu sistem atau program
komputer dan dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang demi kepentingan
mereka (pribadi) maupun pihak lain yang membutuhkan. Hal tersebut tanpa
disadari telah menjadi budaya para hacker yang terus berkembang sampai saat
ini.
A.
Apa dampak positif dan negatif
Hacker?
Perlu
diingat, tanpa ada hacker teknologi tidak akan maju
·
Positif :
1.
Cepat belajar
pemograman
2.
Dapat menyempurnakan
sistem
3.
Biasanya
menambah perlindungan pada IDnya atau programnya
4. Menggunakan
tekniknya untuk melindungi yang lemah
·
Negatif :
1.
Mencuri password
2.
Merusak sistem keamanan
komputer
3.
Menggunakanya
untuk mengancam seseorang
4.
Meng hack
seseorang yang tidak bersalah
5.
Mencuri
data-data suatu blog atau ID
6.
Tidak lain
biasanya untuk membatalkan sistem seseorang agar tidak dapat mengakses
situs/program tertentu


Komentar
Posting Komentar